adsense

Riza atau Reza Chalid dulu dikenal dekat dengan cendanapentolan, Bambang Trihadmodjo. Selama bertahun-tahun iaberada di kendali Pertamina Energy Trading Ltd (PETRAL), anak perusahaan PT Pertamina.

Riza atau Reza Chalid dulu dikenal dekat dengan cendanapentolan, Bambang Trihatmodjo. Selama beberapa dekade diaadalah mengendalikan Pertamina Energy Trading Ltd (PETRAL),anak perusahaan PT Pertamina.
Sejak dia menjadi besar dan mendominasi bisnis, dan disebut-sebut sebagai "penguasa kekal bisnis minyak" di Indonesia. Setelahkekuatan rejim Suharto dan Orde Baru berakhir, dia mendekatiGurita Cikeas dan kubu Yudhoyono dan bermitra dengan HattaRajasa, orang-orang penting dari Partai amanat Nasional (PAN).
Menurut catatan Goerge Junus Aditjondro dalam "Gurita Bisnis Cikeas", Riza Chalid harus membayar premi kepada keluarga Cikeas sebesar 50 sen Dolar per barrel minyak. Inilah yang membuat Dirut Pertamina saat itu, Karen Agustiawan gerah, dan akhirnya mundur teratur dari jabatannya.
 
Karena kekuasaan bisnisnya, Riza Chalid disebut-sebut sebagai Raja Minyak Indonesia
Nama besar Riza Chalid juga terdengar sampai ke luar negeri. Dia sangat disegani di Singapura, karena kehebatannya memenangkan tender-tender besar bisnis minyak lewat perusahaannya, Global Energy Resources.
Global Energy Resources merupakan pemasok terbesar minyak mentah ke Pertamina Energy Services Ltd. Setelah ada aturan yang lebih ketat, Global Energy memang menghilang dari Pertamina, digantikan perusahaan lain, Gold Manor, yang juga dikuasai Riza Chalid.
Pada masa kepresidenan SBY, nama Riza Chalid bahkan tidak berani disebut secara terbuka. Banyak orang yang hanya menyebutnya Tuan "R". Berulangkali bisnis PETRAL dikritik, namun pemerintah tidak mampu menghentikan bisnis minyak dengan Global Energy itu.
 
Presiden Suharto terpaksa mundur Mei 1998, setelah aksi mahasiswa didukung oleh masyarakat luas
Pada pemilihan presiden yang lalu, Riza Chalid mendukung kubu Prabowo dan Golkar, yang bersatu untuk menghentikan lajunya popularitas Jokowi. Pria yang jarang tampil di publik ini disebut-sebut mendanai berbagai media untuk mendiskreditkan duet Jokowi-JK. Antara lain lewat penerbitan Tabloid Obor Rakyat.
Riza Chalid jugalah yang mengeluarkan uang miliaran untuk membeli Rumah Polonia di Jakarta Timur, yang kemudian menjadi markas tim pemenangan Prabowo-Hatta.
Tapi dalam rekaman pembicaraan kasus Papa Minta Saham, Riza menyebutkan dia juga menggelontorkan uang untuk kubu Jokowi-JK, karena ingin bermain selamat. Agar tetap punya akses ke pemerintahan, siapapun yang menang pemilu presiden.
 
Prabowo-Hatta dalam kampanye pilpres 2014. Didukung dana raksasa Riza Chalid
Peran Riza Chalid makin terkuak, setelah Ketua DPR Setya Novanto dari Partai Golkar meminta bertemu dengan Presiden Direktur PT Freeport, Maroef Sjamsoeddin. Novanto meminta pertemuan empat mata, namun ternyata kemudian membawa Riza Chalid.
Karena khawatir pembicaraan di sebuah lokasi di Jakarta itu bisa menjadi masalah, Maroef lalu merekam pembicaraan tersebut. Setya Novanto antara lain menjanjikan perpanjangan kontrak bagi PT Freeport, tapi meminta 20% saham anak perusahaan FreeportMcMoran yang berpusat di AS itu.
Bisnis PETRAL baru menjadi sorotan luas, setelah Presiden Jokowi menugaskan menteri ESDM Sudirman Said membentuk tim khusus untuk memotong bisnis-bisnis gelap. Nama Riza Chalid pun makin sering dibicarakan.
Majalah Tempo pernah mengulas tentang bisnis Riza Chalid tahun 2008, dengan judul: "Jejak Licin Saudagar Minyak". Waktu itu, belum banyak yang memperhatikan peran dan kehandalam Riza Chalid menguasai bisnis dan dunia politik di Indonesia.

Posting Komentar

 
Dunia pengetahuan © 2013. All Rights Reserved. Shared by sosothemes
Top